Pada tahun 1690, Benjamin Harris mempublikasikan surat kabar Amerika pertama yang berjudul Publick Ocurrences both Foreign and Domestick. 14 tahun kemudian, John Campbell, kepala kantor pos di Boston, mempublikasikan Boston News Letter. Diterbitkan dengan perizinan yang mewah, namun surat kabar yang diterbitkan membosankan dan tidak berisikan berita baru.
A. Awal dari Revolusi
Surat kabar berkembang seiring dengan berlangsungnya perang dunia, dimana surat kabar ini cenderung berisikan tentang pejuang yang memihak kepada koloni. Dalam periode ini menandakan awal dari tekanan politik, yang secara terbuka mendukung pihak tertentu.
B. Surat Kabar Politik: 1790-1833
Surat kabar berkembang di negara di 20 tahun pertama. Surat kabar harian mulai berkembang pada tahun 1783 dan berkembang secara perlahan. Pada tahun 1800, kebanyakan dari kota-kota besar mengahasilkan surat kabar harian setidaknya 1 berita setiap hari. Surat ini biasanya dibaca oleh orang-orang yang status sosialnya tinggi. Isi dari surat kabar ini sendiri berisikan iklan dan berita mengenai bisnis, politik, dan debat kongres. Perempuan pertama yang berperan sebagai jurnalis politik adalah Anne Royall, dimana ia menerbitkan 2 berita di Washington pada tahun 1831 dan 1854. Pada saat yang sama, di tahun 1828, kaum minoritas lainnya, Cherokee Indian menerbikan Cherokee Phoenix.
C. Lahirnya Surat Kabar Massa
Di tahun 1830, perusahaan Amerika R. Hoe and Company membangun suatu mesin cetak yang akan menghasilkan 4.000 kopi per jam. Mesin cetak ini memungkinkan mencetak dengan cepat dan dapat menghasilkan surat kabar yang murah sehingga semua orang dapat membaca surat kabar. Selain itu dengan adanya surat kabar pada saat itu menimbukan peningkatan melek huruf, dan semua orang juga dapat membaca baik orang yang berstatus ekonomi sedang maupun rendah.
D. The Penny Press
Pada tahun 1833, Benjamin Day meluncurkan surat kabar berjudul The Sun. Surat kabar ini berisikan tentang seks, kekerasan, dan ceirta-cerita yang menarik dari pengalaman seseorang. Surat kabar Sun ini dijual seharga 1 sen. Untuk menarik minat pembaca dari The Sun maka Day meluncurkan penny press. Penny press sendiri merupakan harga dari surat kabar tersebut, sehingga surat kabar pun dapat dibaca oleh semua kalangan. Mengikuti kesuksesan The Sun, lalu muncullah berbagai surat kabar yang memakai sistem penny pers¸ surat kabar yang lain yaitu: New York Herald dan New York Tribunne. Pada akhirnya para surat kabar ini memiliki 1 kesamaan. Selama koran 1 sen mereka terjual, maka mereka akan menggandakan harga dari setiap koran tersebut. Namun sebelum adanya penny press ini, dukungan dana untuk koran ini hanya berasal dari pelanggan yang membeli surat kabar mereka.
E. Surat Kabar menjadi suatu bisnis yang besar
Setelah perang, sekitar tahun 1870 sampai 1900, surat kabar mulai berkembang dengan cepat melebihi perkembangan populasi manusia. Hal ini menunjukkan surat kabar berubah menjadi suatu bisnis yang besar dan beberapa kota besar membuat lebih dari 1 juta surat kabar pada pertengahan 1890. Seperti contoh Joseph Pulitzaer datang ke Amerika dari Hungaria dan bahkan singgah di St. Louis. Setelah ia kurang beruntung pada pekerjaannya yang sebelumnya, ia akhirnya menemukan keahliannya di bidang jurnalisme dan ia pun menjadi jurnalisme yang sukses.
F. Jurnalis kuning
Liga new york city pada tahun 1895 membeli new york jurnal , dengan itu terjadi pertentangan antara Pulitzer dan Hearst. Keduannya menyebar sebuah ” kematian, tidak mengormati dan bencana”. Maka dari itu disebut sebagai jurnalis kuning. Pertempuran anatara keduanya puncaknya pada tahun 1898, mengapa mereka bisa terjadi perang ini karena adanya surat kabar yang mempengaruh faktor penting membentuk opini publik yang mendukung permusuhan tersebut. Kemudia pertama kali Koran muncul membawa semangat para jurnalis dalam membuat laporan dan investivigasi. Lalu crane, frank Norris, doroty dix dan mar menulis surat kabar selama 25 tahun.
G. Abad ke 20
Pada tahun 1900 sampai 1920 produksi surat kabar menurut sebanyak 60 persen, karena biaya mesin teknologi, terbatasnya kerta kuarto, konsolidasi meningkatnya keuntungan dalam bisnis kereta api, took, hotel dan surat kabar.namun disaat berakhirnya perang dunia 1 mulai berkembang lagi, namun pada saat itu Koran yang berupa tabloid, yang dicetak setengah kerta dari surat kabar, seiring berkembangnya waktu tabloid mulai memvariasi isi dengan sebuah kartun, penilisan yang singat.
H. Dampak dari depresi
Depresi memiliki dampak sosial dan ekonomi yang besar dalam surat kabar dan zine,. Setiap tahunnya sirkulasi loran harian meningkat sekitar dua juta, total populasi Sembilan juta dan total pendapatan industry menurun sekitar 20 persen. Mengapa surat kabar pada dekade ini menurun, karena sudah ada radio yang lebih mudah mendapatkan informasi sehingga menjadi persaingan. Dengan itu radio mulai meningkat sedangkan surat kabar turun drasti.
I. Koran pascaperang
Setalah perang dunia berakhir maka Amerika membuat Koran yang diciptakan dengan kemajuan dan teknologi. Seperti pascaperang memaksa industry surat kabar untuk lebih jauh kearah mawar kontraksi dan konsolidasi. Dengan adanya Koran yang dibaut oleh Amerika ini semakin meningkat dan lebih berkembang, dari 48 juta pertahun menjadi 62 juta pendapatannya. Ini tandanya 98 persen dari kota-kota Amerika tidak memiliki persaingan dan industry surat kabar. Meningkatnya surat kabar di dukung oleh tenaga kerja,kertas, radio dan televisi. Siring berjalannya waktu dalam hali ini meningkatnya surat kabar lebih sedikit dibandingkan televisi dan radio.
J. Perkembangan kontemporer
Perkembangan ini adalah perkembangan terbesar dari tahun 1980an . adaun beberapa inovasi yang dipicu oleh tulisan yaitu diantaranya adalah grafis heboh dan warna pendek, mudah dibaca ceritanya, banyak grafik dan fakta.
K. Koran di era digital
Dalam industry surat kabar masih bereksperimen untuk menemukan cara yang terbaik untuk menggabungkan kehadiran online dalam edisi cetak yang masih tradisional. Koran online berbeda dengan Koran cetak, karena dari cara menggupulkan data hingga menditribusikan.cara mendistribusikan Koran cetak maka harus membutuhkan kertas, tinta, truk, tenanga kerja sebagai pengirim, dalam penulisn terbatas, sedangkan koran online lebih mudah orang untuk mengakses tidak ada keterbatasan. Pada tahun 2000 setiap harinya adanya surat kabar online memiliki 20 kabar dengan konten yang bervariasi (lebih banyak fitur, cerita yang menari).
L. Akses dibayar
Kabar pertama dari versi modifikasi dari edisi cetak kertas agar mendapat keuntungan yang besar dengan itu modal nya mengenakan biaya berlanggan untuk veral lebih kecil. dalam berlanggan mendapatkan akses gratis dalam online. Tetapi surat kabar enggan untuk membayar. Adn tetapi pendapatan yang diperoleh dari website semakin meningkat. Kegunaannya website yaitu untuk mempromosikan produknya, menjual daftar email disesuaikan untuk pengiklanan.
M. Media dalam genggaman
Banyak surat kabar yang mencari di luar situs internet untuk mendistribusikan surat kabar mereka secara online. Suatu media yang cukup menjanjikan adalah media pada genggaman yaitu ponsel. Lebih dari 70 juta orang di Amerika memiliki telepon genggam yang bisa mengakses internet, sehingga surat kabar pun dapat diakses melalu telepon genggam mereka. Oleh karena itu suatu iklan dan pemasaran memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dilihat oleh semua orang karena adanya telepon genggam ini. Selain itu, surat kabar sangat peka terhadap penerbitan suatu buku, dimana kebanyakan pembaca akan mengunduh buku yang mereka inginkan melalui internet yang diakses dari halaman surat kabar digital.
N. Edisi Digital
Surat kabar edisi digital tidak sama dengan edisi online. Edisi online terlihat berbeda dengan edisi cetaknya, di surat kabar online biasanya tidak ada nomor halaman, dan halaman tersebut tidak dibagi kedalam beberapa kolom seperti pada surat kabar cetak. Edisi online ini juga memakai jenis huruf yang berbeda dengan surat kabar cetak dan isi dari surat kabar edisi online ini juga berbeda dengan surat kabar edisi cetak. Di satu sisi, edisi digital ini memiliki konten dan bentuk yang sama dengan surat kabar edisi cetak, namun bedanya surat kabar edisi digital ini bisa dibuka melalui komputer. Maka dari itu, sekitar 100 surat kabar di dunia di publikasikan melalui edisi digital. Selain itu surat kabar digital ini memiliki produksi yang cukup murah dan berpotensi untuk dibaca oleh semua kalangan. (Dominick, 2008)
Perkembangan Surat Kabar di Indonesia
A. Era Penjajahan Belanda (1700-1900)
Pada zaman ini surat kabar di Indonesia sudah banyak beredar, namun sayangnya surat kabar ini masih berbahasa Belanda. Surat kabar yang ada di Indonesia pada saat itu berisikan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu, namun desain dari surat kabar pada masa ini masih sangat sederhana. Surat kabar yang sudah ada pada saat ini antara lain : Kort Beiricht Eropa, Bataviase Nouvelles, Vendu Nieuws, dan Bataviasche Koloniale Courant.
B. Era Pra-Kemerdekaan (1900-1945)
Pada awal tahun 1920-an sudah sekitar 400 penerbitan surat kabar yang beredar di Indonesia dengan berbagai corak. Pada saat ini surat kabar tidak lagi hanya menjadi sarana untuk dokumentasi, namun surat kabar digunakan untuk menuangkan kritik maupun aspirasi dari para rakyat Indonesia. Surat kabar disini pun telah memakai bahasa Indonesia. Surat kabar yang beredar di Indonesia pada waktu itu yaitu: Sora Mardika (Bandung), Matahari Indonesia (Medan), Soeara Kalimantan (Banjarmasin), dan Pertja Selatan (Palembang). Namun penyebaran surat kabar ini tidak bertahan lama, karena diawasi ketat oleh pihak Jepang. Pengawasan ketat oleh Jepang ini mematikan koran-koran nasional, bahkan Jepang mulai menerbitkan koran-koran seperti Soeara Asia, Tjahaja, Sinar Matahari, dll. Namun di bidang pers tidak tinggal diam, selain koran-koran yang diizinkan Jepang, kaum pergerakan ini membuat siaran-siaran illegal. (Khairuddin, 2011)
C. Era Pasca Kemerdekaan (1945-1950)
Pada masa setelah kemerdekaan ini, para wartawan Indonesia mulai memberitakan hal-hal yang mendukung Proklamasi. Para wartawan ini pun mengambil alih surat kabar yang dikuasai oleh Jepang. Setelah itu muncullah surat kabar pertama Indonesia yang terbit di Jakarta yang diberi judul Berita Indonesia pada tanggal 6 September. Setelah itu saat pasukan Inggris dan Belanda sedang meningkatkan operasi pendaratan dan pendudukan di berbagai daerah di Indonesia, wartawan-wartawan di Indonesia mengadakan kongres pertamanya di Surakarta untuk membentuk Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Maka dari itu terbentuklah Persatuan Wartawan Indonesia pada bulan Juni 1946. Organisasi PWI ini memiliki tujuan untuk melangsungkan kehidupan pers untuk perjuangan dan pembangunan bangsa, sehingga mereka membentuk panitia untuk melaksanakan tujuan tersebut. Karena adanya panitia ini maka terdorong untuk membentuk Serikat Perusahaan Suratkabar (SPS) pada 8 Juni 1946.
D. Era Orde Lama (1950-1965)
Pada tahun 1950 awal, surat kabar menentukan pilihannya masing-masing dalam menyikapi pertentangan yang ada akibat adanya hasil KMB, tidak hanya itu petentangan juga terjadi di partai parlemen maupun partai kabinet. Karena banyaknya pertentangan ini maka sangat terpantul pada isi dari surat kabar tersebut terutama pada masing-masing partai. Namun pada masa ini banyak pers nasional yang lemah dalam bidang pengusahaan sehingga cukup terbelakang dibandingkan dengan surat kabar milik Belanda maupun Cina. Dampak dari hal ini adalah jumlah harian di Indonesia menurun ke 94.
E. Era Orde Baru (1966-1998)
Pada masa orde baru ini surat kabar masih di kekang penyebarannya. Menurut Soeharto surat kabar yang tidak sejalan dengan tujuan pemerintahan akan ditahan peredarannya. Seperti contoh pada 15 Januari 1974, 12 surat kabar dan majalah di tahan peredarannya karena pemberitaan mereka yang tidak menyenangkan penguasa mengenai peristiwa unjuk rasa anti-pemerintah oleh mahasiswa pada bulan Januari tahun itu. Surat kabar tersebut antara lain : Indonesia Raya, Pedoman, Harian Kami, dll. Hal ini terjadi karena menurut Soeharto kebebasan pers dapat disalah gunakan sehingga mereka lebih baik membatasi penyebaran surat kabar yang ada di Indonesia. Namun walaupun begitu pada masa ini mulai muncul media cetak yang cukup besar seperti Kompas, Media Indonesia, Tempo, dan Sinar Harapan.
F. Era Reformasi (1998-2000)
Karena banyaknya kekangan yang muncul pada masa orde baru maka pada saat pergantian presiden pada tahun 1998, para wartawan mengajukan untuk diadakannya kebebasan pers. Saat terpilihnya Abdurrahman Wahid sebagai presiden, beliau menetapkan kebebasan pers, sehingga pada masa ini banyak surat kabar dan majalah yang beredar. Namun karena adanya kebebasan pers ini banyak penerbitan pers yang kurang profesional, sebagian besar cenderung sensasional, mengabaikan standar jurnalistik dan jadwal terbit yang tidak teratur. Namun di lain sisi, ada beberapa media nasional yang sampai menyebar ke beberapa daerah di Indonesia, yaitu : Kompas, Jawa Post, Media Indonesia, Media Nusantara Citra, dan Tempo.
G. Era Digitalisasi (2000-sekarang)
Semakin berkembangnya zaman, maka semakin canggih pula teknologi yang digunakan. Saat ini orang-orang telah mengenal internet dan internet pun dapat diakses melalui telepon genggam yang kita punya. Sama hal nya dengan surat kabar, sekarang surat kabar sudah dapat dibaca dalam bentuk digital. Perkembangan ini juga berdampak pada media cetak kita, surat kabar yang tergabung dalam grup Jawa Post telah banyak diterbitkan di sejumlah provinsi dan kabupaten di Indonesia. Selain itu Kompas-Gramedia pun juga sudah menyelenggarakan penerbitan di sejumlah daerah di Indonesia. (Said, 2009)
Referensi :
- Dzakky, A. (n.d). Sekilas perkembangan majalah. Muspen.kominfo.go.id. http://muspen.kominfo.go.id/index.php/berita/339-sekilas-perkembangan-majalah
- Dominick, Joseph R., 2008, The Dynamics of Mass Communication, Media in The Digital Age, Mc Graw Hill, New York
- Khairuddin, F. (2011, Januari 4). Surat kabar di Indonesia. Kompasiana.com. http://www.kompasiana.com/fachrulkhairuddin/surat-kabar-di-indonesia_550061a2813311a219fa7762
- Said, T. (2009, September 15). Sekilas sejarah pers nasional. https://pwi.or.id/index.php/sejarah/770-sekilas-sejarah-pers-nasional
0 komentar:
Posting Komentar