Media
massa terdiri dari media cetak, media elektronik, dan media online. Para
perusahaan media biasanya tak hanya memiliki satu jenis media massa saja,
dimana mereka mempunyai 3 jenis media massa, baik cetak, elektronik, maupun
online, sehingga persaingan diantara berbagai mediapun sangat ketat, dan
terjadilah “Konglomerasi Media”. Konglomerasi Media adalah
penggabungan-penggabungan perusahaan media menjadi perusahaan yang lebih besar
yang membawahi banyak media. Konglomerasi ini dilakukan dengan melakukan
korporasi dengan perusahaan media lain yang dianggap mempunyai visi yang
sama. Pembentukan konglomerasi ini dengan cara kepemilikan saham, joint
venture/merger. Akibatnya kepemilikan media yang berpusat pada segelintir
orang.
Setelah tahun 1998, banyak media yang melakukan konsolidasi
guna membentuk konglomerasi media yang lebih besar. Saat ini setidaknya
ada empat 4 nama bos media yang boleh dibilang adu kuat di industri media
yang sarat modal. Sebut saja Chairul Tanjung dengan PT Trans Corpora (Grup
Para), Harry Tanoesoedibjo dengan PT Media Nusantara Citra (MNC Grup), Aburizal
Bakrie dengan PT Bakrie Brothers (VIVA Group) serta Surya Paloh dengan Media
Group. Berbagai media, mulai dari koran, majalah, radio, media on line,
televisi, hingga televisi berlangganan ada di genggaman ke-empat orang ini.
Selain empat orag tersebut, juga ada Jacob Oetama sebagai pemilik Garamedia
Group dan Dahlan Iskan yang memiliki Jawa Pos Group.
Terkonsentrasinya jumlah
kepemilikan terhadap media menghasilkan sistem yang bekerja untuk mempromosikan
pasar bebas global dan nilai-nilai komersialisasi. Dalam pandangan standar
manapun, konsentrasi kekuatan media yang mengerucut membuatnya sangat
berpengaruh. Ini semua menunjukkan bahwa media dimiliki oleh segelintir saja
perusahaan kapitalis. Meningkatan keuntungan sebanyak-banyakanya adalah tujuan
utama yang ingin dicapai dalam kerangka kapitalisme. Jadi wajar jika
konten yang disajikan dalam berbagai media yang ada lebih banyak bersifaf
rekreatif dan jauh dari kesan edukatif yang dapat meningkatkan moral generasi
bangsa, karena pada hakikatnya media hanya ingin mencari keuntungan materi
bukan perbaikan generasi.
Hal lain yang dipermasalahkan
ketika konglomerasi media ini muncul ialah mengenai opini berita bisa dikuasai
oleh beberapa konglomerasi media, terlebih jika owner media tersebut memiliki
kepentingan tertentu, seperti politik, dan sebagainya. Dampak paling nyata
adalah penyeragaman informasi yang disampaikan kepada publik yang bisa mengarah
kepada penyeragaman opini atas suatu fenomena yang disajikan media. Tepatnya,
dengan konglomerasi media menyebabkan kita seperti tidak punya pilihan lain
dalam melihat dan memahami dunia. Semua masalah dunia dilihat dari cara bagaimana
pemilik media melihatnya, kemudian mereka mencoba membingkainya sedemikian rupa
seolah hanya itulah pandangan yang dianggap benar (hegemonik) dan yang lain
tentu saja salah.
Berikut data-data konglomerasi media di
Indonesia
·
MNC Grup : RCTI, Global TV, dan MNC TV
(TPI), Koran Sindo, Radio Dangdut TPI, MNC Sport, Trijaya (Sindo FM), Global
Radio, Okezone.com, Sun TV, Indovision, Sindo TV, Majalah Trust, Majalah
High n Teen.
·
VIVA Group : TVOne, ANTV
dan VIVANews.com
·
Surya Citra Media (SCM) : SCTV,
Idosiar, O-Channel, dan Liputan6.com
·
Media Group : Metro TV, Media
Indonesia, Lampung Pos.
·
Trans Corp : Transs TV, Trans
7, Detik.com
·
Berita Satu Media Holding bekerjasama
dengan First Media dan Sitra wimax menaungi 12 media, a.l :
Berita Satu.com, Jakarta Globe, Investor Daily, Suara Pembaruan, Campus
Life.
·
Gramedia Group : Kompas Group (koran2
tersebar di berbagai daerah seluruh Indonesia dengan label Tribun, misal Tribun
Pekanbaru), Tabloit Bola, Tabloit Nova, Kompas.com Kompas TV, Warta
Kota.
·
JAWAPOS GROUP : JPNN (Jawa Pos News
Network – kantor berita, JPNN.com), JPMC (Jawa Pos Multimedia Center),
Jawa Pos, Indo Pos, Rakyat MErdeka, Lampu Hijau, Koran Nonstop. Koran-koran
lainnya di bawah grup POS seperti : Tangsel Pos, Riau Pos dan Koran dengan
lebel RADAR seperti Radar Bogor, Radar Purwokerto, TV Lokal seperti : JTV di
Jawa Timur, Riau TVdi Riau, Majalah RM, Tabloid Nyata.
Daftar Pustaka:
Celebes, H. (2015,
November 25). Konglomerasi Media
Massa, Siapa Menguasai Apa?. Kompasiana.com.